Beberapa Tips Persiapan Persalinan

September 05, 2017

Persiapan Persalinan - Para ibu hamil yang hendak melaksanakan proses persalinan sebaiknya mempersiapkan diri dan melakukannya dengan cara yang sehingga tidak terjadi stress berat atau baby blues pada sang ibu pasca persalinan. Oleh alasannya yaitu itu ibu hamil perlu untuk membekali diri dengan beberapa tips yang bermanfaat dari Dr. S. Gozali , MBBS (London) , MRCOG (London) , DFFP (UK) , Spesialis Obstetrics dan Gynaecology , RS Grha Kedoya .

Berikut beberapa tips persiapan menjelang persalinan :

1.   Persiapan Mental

Proses persalinan yang panjang akan sangat membutuhkan tenaga dan mental yang menjadikan kelelahan pada sang ibu , dengan Persiapan mental yang baik dari sang ibu tentu akan sangat membantu untuk melalui proses tersebut khususnya bagi ibu baru. Disamping itu , ibu hamil juga akan terbebas dari rasa takut dalam menjalani proses melahirkan sehingga proses persalinan pun dapat dilalui dengan pikiran yang hening dan rileks

2.  Perlunya Riset

Dengan mempunyai pengetahuan yang benar , Anda mampu tahu mana yang benar dan tidak , serta mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya , menanggapi pesan yang tersirat yang ternyata hanya mitos. Anda mampu berdiskusi dengan dokter kandungan atau mencari tahu di buku hingga situs kesehatan. Riset mengenai proses persalinan juga bermanfaat semoga Anda tak akan terlalu kaget ketika dokter melaksanakan pemeriksaan adegan dalam , mengecek pembukaannya , memeriksa kondisi bayi , denyut jantung ibu dan bayinya , dan lain-lain.

Jangan lupa juga untuk mencari tahu rumah sakit dan dokter kandungan atau bidan yang kompeten dan selalu siap sedia. Pertimbangkan pula kemungkinan terjadinya komplikasi. Makara selain dokter kandungan , cari tahu juga apakah di rumah sakit yang dipilih terdapat dokter anastesi , dokter anak , internis , seorang hebat bedah yang kompeten. Fasilitas yang diharapkan juga harus masuk ke dalam riset. Begitu juga dengan terusan menyerupai jarak dari rumah , kemacetan , hingga lahan parkir di rumah sakit.

3.   Antenatal Care

Persalinan yaitu proses yang alami. Makara meski Anda belum berpengalaman , persalinan tidak akan terlalu menakutkan. Terutama kalau Anda rajin melaksanakan antenatal care atau pemeriksaan selama kehamilan dengan benar dan tepat. “Kadang-kadang ketika persalinan dokter menemukan ada komplikasi (yang tidak terdeteksi , Red.) ,“ ujar Gozali. Menurut Gozali , seharusnya komplikasi tidak hingga terjadi atau terdeteksi lebih awal kalau ibu hamil rutin melaksanakan antenatal care .

Manfaat lain dari antenatal care yaitu Anda akan diedukasi bagaimana persalinan yang benar. Misalnya mengenal tanda-tanda persalinan atau partum menyerupai ada “show” atau sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks , kontraksi , hingga air ketuban pecah. Jika salah satu ciri tersebut muncul , harapannya Anda mampu tahu kapan harus berangkat ke rumah sakit. Selain itu , antenatal care juga memelajari soal diet pada ibu hamil , latihan bernapas untuk persalinan , sexual intercourse , serta ancaman merokok , obat-obatan terlarang , alkohol , dan lainnya.

4.  Belajar Pernapasan

Untuk menahan rasa nyeri selama proses persalinan , “Ada yang namanya breathing exercise . Biasanya itu diajarkan di kelas senam hamil. Jangan lepas kontrol dengan berteriak-teriak enggak jelas. Sebisa mungkin hal ini diantisipasi dan ibu mampu tetap fokus melahirkan ,” saran Gozali. Jika Si Ibu tetap tidak mampu menahan rasa sakit , dokter akan menunjukkan obat penghilang rasa sakit dengan cara menyuntikkannya. “Kalau di luar negeri ada yang namanya Entenox atau laughing gas atau nitrous oxide . Di Indonesia setahu saya enggak ada. Efeknya menenangkan ,“ ujarnya.

Gozali bercerita , ada juga beberapa perempuan yang tidak terlalu peduli rasa sakit. “Rasa sakit ini hanya sementara hingga bayinya keluar. Setelah ini saya mampu senang-senang ,” kisah Gozali menirukan para ibu-ibu. Menurutnya , mental menyerupai inilah yang seharusnya dimiliki semua perempuan semoga proses persalinan menjadi lebih mudah dan ringan.

5.  Dukungan Moral

Cari perlindungan moral dari suami , ibu , saudara perempuan , sobat , atau yang lainnya. Dukungan ini akan sangat Anda butuhkan selama proses berlangsung. “Sebaiknya , sih , perempuan alasannya yaitu biasanya suami atau lelaki tidak tahu apa yang harus dilakukan. Yang penting ada birthing partner .“ Meski demikian , suami mampu mendukung istri dengan memberi semangat ketika istri lelah ketika mengejan.

Dukungan ini sebaiknya jangan ada di ketika persalinan saja , tapi juga di bulan-bulan awal ketika bayi gres lahir. Ingat , pasca melahirkan merupakan ketika yang merepotkan sekali bagi ibu. Suami jangan menganggap cukup istri yang mengurus anak atau berpikir , “Ya sudahlah , ada susternya ini.” Sebab suami wajib membantu istri dalam merawat dan mengurus bayi mereka.

6.  Perlengkapan Bayi

Siapkan perlengkapan bayi sebelum proses melahirkan tiba. Sebut saja popok , pakaian , selimut , botol susu , perlengkapan mandi , obat-obatan khusus bayi , dan lain-lain. Lengkapnya , Anda mampu menanyakan ini kepada sobat yang sudah berpengalaman atau dari bidan dan perawat pada ketika antenatal care .

7.  ASI

ASI memang makanan terbaik bagi bayi usia 0-2 tahun. Namun tak sedikit pula wanita yang kesulitan mengeluarkan ASI. Solusinya , pahami dan cari tahu apa yang membuat ASI Anda tidak keluar. Apakah memang alasannya yaitu Anda stres , bermasalah dengan puting , atau hal lainnya. Sebaiknya tanyakan hal ini kepada dokter atau konsultan laktasi. Jika semua cara sudah Anda lakukan tapi ASI tetap tak keluar , jangan risau dan terima saja. “Anda mampu menggantinya dengan susu formula. Jangan hingga Anda berpikir anak Anda tidak akan tumbuh tepat tanpa ASI. Pikiran menyerupai itu hanya akan membuat Anda semakin stres ,” terang Gozali. 

Sumber :  Tabloid Nova

Artikel Terkait

Previous
Next Post »